Yang Kali Keempat…

Photo by SahrudinKekhawatiran itu makin bertambah tatkala angin berulangkali berhembus kencang ke arah Kantor Kepala Desa Krincing. Apalagi, tembok batako bagian belakang pabrik juga ambruk, diduga karena tak mampu menahan panasnya kobaran api.

SAHRUDIN, Secang

Kebakaran hebat di ruang oven dua PT Surya Mandiri di Desa Krincing, Kecamatan Secang, Rabu (5/1/11) membuat aparat pemerintahan Desa Krincing ikut merasa was-was. Pasalnya, Kantor Kepala Desa Krincing hanya berjarak sekitar 50 meter dari lokasi kebakaran.

“Dari jarak seratus meter saja bisa terasa panasnya. Apalagi jarak kantor kami dengan yang terbakar lebih dekat,” kata Izun Adib, Kepala Urusan Keuangan Pemerintah Desa Krincing.

Photo by SahrudinIa menyebutkan, kebakaran di perusahaan kayu balken tersebut memaksa para staf Kantor Kepala Desa Krincing menunggu di luar ruangan hingga keadaan benar-benar aman.

“Saat api mulai terlihat, Pak Kepala Desa (Nurhadi) sebenarnya langsung menelpon pabrik. Tapi mungkin karena semua pekerja sedang sibuk, tidak ada yang dengar telepon itu. Pak Kepala Desa langsung masuk ke pabrik dan memberitahu ada kebakaran di sana,” kata Soedijanto, Sekretaris Desa Krincing.

Wisnu Suwondo, pekerja PT Surya Mandiri mengatakan, sekitar pukul 08.00 WIB ia masih sempat masuk lokasi pabrik untuk mengambil kayu. Kayu-kayu itu akan dia pergunakan sebagai bahan bangunan sebuah TK (Taman Kanak-kanak) yang didirikan tempat kerjanya, persis di samping Kantor Kepala Desa Krincing.

“Tadi saya masuk, karyawan semua ada di sana. Tapi tidak ada yang melihat api,” kata Wisnu.

Namun sekitar 30 menit kemudian, tatkala sedang menggarap bangunan TK, ia melihat gumpalan asap berwarna hitam keluar dari atap pabrik.

Photo by Sahrudin“Lama-lama, bukan hanya asap hitam. Tapi apinya juga kelihatan,” imbuh Wisnu. Ia tidak mendengar adanya bunyi ledakan di awal peristiwa kebakaran tersebut.

Ia memperkirakan, kebakaran kemarin disebabkan adanya percikan api yang tak sempat terperhatikan. Sebab, pada saat yang bersamaan para karyawan tengah disibukkan dengan pekerjaan masing-masing.

“Seingat saya, sudah 3 kali kebakaran selama tahun 2010 lalu. Tapi yang sekarang ini yang paling besar,” terangnya.

Joko, pengawas pabrik PT Surya Mandiri menyebutkan, kebakaran diduga bermula dari bocornya mesin oven nomor dua. Sejumlah karyawan sudah berusaha memadamkannya namun gagal. Api justru semakin membesar dan menyambar tumpukan kayu kering siap olah.

Photo by Sahrudin“Kami sudah berusaha memadamkannya, tapi api tetap tambah besar. Kami kewalahan karena kayu-kayu di gudang mudah terbakar,” terang Joko.

Ia menuturkan, kebakaran pertama kali terdeteksi sekitar pukul 08.15 WIB. Dari tujuh oven yang ada, oven yang terbakar adalah yang kedua.

Para karyawan pabrik kemudian meminta bantuan mobil pemadam kebakaran ke Pemerintah Kabupaten Magelang. Akan tetapi, masalah jarak mengakibatkan mobil pemadam kebakaran baru tiba di lokasi sekitar sejam kemudian.

Photo by SahrudinKebakaran di PT Surya Mandiri menyebabkan seribu karyawan terancam kehilangan pekerjaan.

“Memang tidak ada korban. Tapi alat dan mesin produksi musnah,” ungkap Joko. Para pekerja yang ketakutan segera berlarian keluar areal pabrik, dan berkumpul di ruas Jalan Magelang – Semarang di depan perusahaan itu.

Eko Sumaryoto, Kepala Badan Pencegahan dan Pemadam Bahaya Kebakaran Kabupaten Magelang mengatakan, sedikitnya 36 petugas diterjunkan untuk mengatasi kobaran api di ruang oven dua PT Surya Mandiri.

Para petugas pemadam itu masing-masing berasal dari Kabupaten dan Kota Magelang serta Kabupaten Temanggung. “Ada enam unit mobil pemadam besar dan 1 pemadam kecil,” jelas Eko.

Photo by SahrudinIa mengakui adanya sejumlah kendala untuk mengatasi kobaran api itu. “Selain faktor jarak, juga masalah akses menuju lokasi yang terbakar,” sebutnya.

Ia mencontohkan, sebelum petugas pemadam bisa mengulur selang, kendaraan mereka malah terhalang tumpukan kayu balken sejauh 200 meteran, sejak pintu masuk pabrik hingga gudang yang terbakar.

Karena itulah, pada saat api sudah membesar, pihaknya masih harus bekerja menyingkirkan tumpukan kayu yang menghalangi akses masuk mobil pemadam.

“Sebaiknya, ke depan perusahaan bikin akses jalan yang memadai. Sehingga, kalau ada kejadian seperti ini, petugas bisa lebih mudah mengatasinya,” ujar Eko. Apalagi, kata dia, hampir seluruh material yang ada di dalam pabrik berupa kayu kering yang begitu mudah terbakar.***

One response to “Yang Kali Keempat…

Leave a comment